
WARTAWAN24.COM – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, melakukan pertemuan strategis dengan Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, di Kantor Gubernur Sumut pada Kamis (19/6/2025). Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam menjalin kolaborasi bilateral, khususnya dalam pengembangan sektor pertanian berbasis teknologi modern di provinsi tersebut.
Dalam keterangan resminya pada Jumat (20/6/2025), Bobby Nasution menekankan pentingnya kerja sama dengan China di bidang pertanian. “Sumatera Utara memiliki potensi pertanian yang besar, sementara China telah mencapai kemajuan signifikan dalam riset dan teknologi pertanian. Kami berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian kami,” ujar Bobby.
Pertemuan ini difokuskan pada transfer teknologi pertanian dari China ke Sumatera Utara, termasuk penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) modern, sistem irigasi cerdas, dan pengembangan benih unggul. China dikenal sebagai salah satu negara pionir dalam penerapan smart farming dan precision agriculture yang dapat meningkatkan efisiensi produksi.
Dubes Wang Lutong menyambut baik inisiatif kerja sama ini dengan menyatakan kesiapan China untuk berbagi pengetahuan dan teknologi. “China memiliki pengalaman luas dalam transformasi pertanian tradisional menjadi modern. Kami siap mendukung Sumatera Utara melalui pelatihan, riset bersama, dan investasi teknologi,” kata Wang.
Sektor pertanian menyumbang sekitar 25% terhadap PDRB Sumatera Utara dengan komoditas utama seperti kelapa sawit, karet, padi, dan hortikultura. Namun, produktivitasnya masih sering terkendala oleh keterbatasan teknologi dan metode konvensional. Kerja sama dengan China diharapkan dapat mengatasi tantangan tersebut.
Rencananya, kolaborasi ini akan dimulai dengan program percontohan di beberapa kabupaten lumbung pangan seperti Deli Serdang, Simalungun, dan Karo. Pilot project ini akan menerapkan teknologi China dalam budidaya padi, sayuran, dan buah-buahan dengan monitoring langsung dari ahli kedua negara.
Selain aspek teknologi, kerja sama juga akan mencakup pengembangan SDM melalui program pelatihan bagi petani dan penyuluh pertanian Sumut di China. Beberapa petani muda Sumut sudah direncanakan untuk mengikuti pelatihan intensif di provinsi pertanian terkemuka China seperti Shandong dan Henan.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut menyambut positif inisiatif ini. “Ini kesempatan emas bagi petani kita untuk mengadopsi teknologi yang sudah terbukti meningkatkan hasil panen hingga 300% di beberapa wilayah China,” ujar Ketua Kadin Sumut.
Namun beberapa kalangan mengingatkan perlunya kajian mendalam tentang adaptasi teknologi China terhadap kondisi lokal. “Teknologi China dikembangkan untuk iklim subtropis, sementara Sumut beriklim tropis. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menyesuaikannya,” kata pakar pertanian Universitas Sumatera Utara.
Menyikapi hal tersebut, Bobby Nasution menegaskan bahwa implementasi akan dilakukan secara bertahap dengan uji coba terbatas. “Kita tidak akan langsung menerapkan secara masif sebelum memastikan teknologi tersebut cocok dengan kondisi tanah dan iklim kita,” jelasnya.
Kerja sama ini juga akan melibatkan investasi dari perusahaan teknologi pertanian China. Beberapa industri alat pertanian China sudah menyatakan minat untuk membangun pabrik perakitan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
Dari sisi kebijakan, Pemerintah Provinsi sedang menyusun regulasi pendukung termasuk insentif fiskal untuk menarik lebih banyak investor di sektor agroteknologi. Langkah ini diharapkan bisa menciptakan ekosistem pertanian modern yang berkelanjutan.
Masyarakat petani menyambut antusias rencana ini. “Kami sudah sering dengar tentang drone untuk pemupukan dan sensor tanah di China. Jika ini bisa diterapkan di sini, pasti sangat membantu,” kata Ketua Kelompok Tani Suka Maju di Deli Serdang.
Implementasi kerja sama ini akan dipantau langsung oleh tim gabungan dari Dinas Pertanian Sumut dan Kedutaan China. Progress report akan disampaikan setiap tiga bulan untuk mengevaluasi efektivitas program.
Kolaborasi Sumut-China di bidang pertanian ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membuka pasar ekspor baru untuk komoditas pertanian Sumut ke China. Dengan pendekatan berbasis teknologi, Sumut berpotensi menjadi provinsi percontohan pertanian modern di Indonesia.