Sinergi Baru Politik Sumut: Pertemuan PDIP dan Gerindra Bangun Konsolidasi Pasca Mega-Prabowo

partai politk Pemerintahan pemprov sumut

Wartawan24.com – Dalam suasana politik nasional yang tengah bergerak dinamis, dua partai besar di Sumatera Utara, yakni PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra, menggelar pertemuan penting di Kota Medan. Pertemuan ini digelar sebagai bentuk konsolidasi politik di tingkat daerah, menyusul pertemuan nasional yang berlangsung antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Presiden RI, Prabowo Subianto.

Momentum ini menandai babak baru dalam hubungan politik antara kedua partai yang selama ini kerap berada di posisi berbeda dalam kontestasi nasional. Kini, dengan terbukanya ruang komunikasi yang lebih luas di tingkat pusat, daerah turut merespons dengan membangun kerja sama yang konstruktif demi kepentingan masyarakat.

Ketua DPD PDIP Sumatera Utara, Rapidin Simbolon, dalam sambutannya saat acara Halalbihalal di Medan, Sabtu (12/4/2025), menyatakan bahwa pertemuan ini bukan hanya soal politik kekuasaan, melainkan tentang membangun kebersamaan dalam membangun daerah. “Ini menandakan kebersamaan kita di Sumatera Utara juga. Kita contoh pemimpin kita di pusat, Ibu Mega dan Pak Prabowo. Kita contoh untuk di daerah,” ujarnya.

Rapidin menekankan bahwa Sumatera Utara adalah provinsi dengan dinamika politik yang tinggi. Oleh sebab itu, konsolidasi antarpartai besar seperti PDIP dan Gerindra menjadi langkah strategis untuk menciptakan stabilitas politik daerah serta memperkuat kerja sama dalam berbagai isu pembangunan.

Dalam pertemuan yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan itu, turut hadir sejumlah pengurus inti dari kedua partai. Mereka berdiskusi tentang berbagai agenda strategis yang dapat dijalankan bersama, baik dalam konteks pemerintahan daerah, pemilihan kepala daerah mendatang, hingga kolaborasi dalam program-program sosial kemasyarakatan.

Dari pihak Partai Gerindra Sumut, Ketua DPD Gerindra Gus Irawan Pasaribu menyambut baik inisiatif ini. Ia menyampaikan bahwa konsolidasi ini merupakan bentuk kedewasaan politik yang perlu dijaga. “Ini bukan soal siapa menang atau kalah, tetapi bagaimana kita bisa bekerja sama untuk rakyat. Jika pusat sudah mulai akur, kita di daerah juga harus menyesuaikan dengan semangat yang sama,” katanya.

Pertemuan ini juga menjadi sinyal bahwa polarisasi politik yang sempat menguat beberapa tahun terakhir mulai mencair. Kedua partai ingin memperlihatkan bahwa kepentingan masyarakat lebih utama daripada sekadar rivalitas partai. Ini sejalan dengan semangat rekonsiliasi nasional yang mulai tampak pasca pertemuan Megawati dan Prabowo.

PDIP dan Gerindra memiliki basis massa yang kuat di Sumut. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan berbagai program strategis di daerah, mulai dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, hingga pelayanan publik, dapat dijalankan secara lebih efektif dengan dukungan lintas partai.

Selain berbicara soal strategi politik, kedua partai juga sepakat untuk membangun komunikasi yang lebih rutin dan terbuka. Komitmen ini akan diwujudkan dalam bentuk forum diskusi berkala, pertukaran gagasan, dan kolaborasi dalam mendukung kebijakan pemerintah daerah yang berpihak pada rakyat.

Pakar politik dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Ardiansyah Lubis, menilai bahwa pertemuan ini merupakan langkah positif dalam membangun demokrasi yang sehat. “Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa politik bukan sekadar kompetisi, tapi juga soal kolaborasi untuk kepentingan publik. Selama tidak mengorbankan prinsip-prinsip demokrasi, ini patut diapresiasi,” ujarnya.

Meski demikian, beberapa pihak juga menyoroti agar konsolidasi ini tidak hanya menjadi seremonial semata. Rakyat berharap bahwa kerja sama ini benar-benar diwujudkan dalam aksi nyata yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Sumut.

Pertemuan ini juga menjadi sinyal awal menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan digelar pada akhir 2025. Tak menutup kemungkinan, PDIP dan Gerindra membuka ruang untuk berkoalisi dalam mengusung calon kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Rapidin Simbolon dan Gus Irawan kompak menyatakan bahwa segala kemungkinan masih terbuka, tetapi yang terpenting saat ini adalah membangun fondasi komunikasi dan kepercayaan di antara kedua partai. Mereka bersepakat untuk terus menjaga semangat kerja sama dengan menjunjung tinggi kepentingan rakyat sebagai prioritas utama.

Dengan dimulainya babak baru kerja sama ini, masyarakat Sumut kini menaruh harapan besar agar suasana politik di daerah menjadi lebih kondusif dan berorientasi pada pembangunan. Pertemuan PDIP dan Gerindra ini diharapkan menjadi awal dari lahirnya politik kebangsaan yang lebih inklusif dan membumi.

Konsolidasi PDIP dan Gerindra Sumut bukan hanya refleksi dari dinamika politik nasional, tetapi juga menjadi cermin bahwa politik daerah mampu menjadi pionir dalam menciptakan harmoni, kolaborasi, dan pelayanan publik yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *