
Wartawan24.com – Sebanyak 40 menteri Kabinet Merah Putih akan menjadi pemateri dalam Retret Kepala Daerah yang dijadwalkan berlangsung di Magelang, Jawa Tengah, pada 21-28 Februari 2025. Acara ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menjelaskan bahwa retret ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada kepala daerah terkait prioritas nasional, sehingga kebijakan daerah dapat selaras dengan visi dan program strategis pemerintah pusat.
“Asta Cita Presiden merupakan arah pembangunan nasional yang harus diterjemahkan dalam kebijakan di tingkat daerah. Oleh karena itu, melalui retret ini, kepala daerah akan mendapatkan arahan langsung dari para menteri agar implementasi di lapangan lebih efektif,” ujar Bima Arya.
Dalam retret ini, para menteri akan membahas berbagai sektor strategis, seperti pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, serta reformasi birokrasi. Setiap kepala daerah akan diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menyampaikan tantangan yang mereka hadapi dalam menjalankan kebijakan nasional di daerah masing-masing.
Salah satu agenda utama dalam retret ini adalah sinkronisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo. Menteri terkait akan memberikan arahan tentang bagaimana program ini dapat diimplementasikan dengan optimal di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, pembangunan infrastruktur dan konektivitas daerah juga akan menjadi fokus utama. Dengan keterlibatan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Menteri Perhubungan, kepala daerah diharapkan dapat memahami bagaimana mereka bisa mempercepat pembangunan jalan, jembatan, serta koneksi transportasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam sektor ekonomi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian akan membahas strategi penguatan ekonomi daerah melalui investasi, pengembangan UMKM, dan peningkatan daya saing industri lokal. Pemerintah pusat berharap agar daerah dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional melalui kebijakan yang tepat dan berbasis potensi lokal.
Selain ekonomi dan infrastruktur, ketahanan pangan dan energi juga menjadi perhatian utama dalam retret ini. Menteri Pertanian serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memberikan paparan tentang bagaimana daerah dapat berkontribusi dalam menciptakan ketahanan pangan dan energi, sejalan dengan target nasional.
Dalam bidang pendidikan dan kesehatan, kepala daerah akan mendapatkan arahan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) serta Menteri Kesehatan. Fokusnya adalah peningkatan kualitas pendidikan serta akses layanan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas.
Bima Arya menambahkan bahwa retret ini tidak hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga akan menghasilkan kesepakatan dan komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Kepala daerah diharapkan dapat menyusun strategi implementasi kebijakan nasional yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
Selain sesi pemaparan dan diskusi, acara ini juga akan diisi dengan workshop dan simulasi kebijakan, di mana kepala daerah akan diberikan studi kasus dan tantangan nyata yang harus mereka pecahkan dengan pendekatan kebijakan yang inovatif dan solutif.
Menurut Bima Arya, retret ini juga akan menjadi ajang evaluasi kebijakan daerah, di mana setiap kepala daerah akan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan capaian dan tantangan yang mereka hadapi dalam menerapkan kebijakan nasional di daerah masing-masing.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan menghadiri acara ini pada hari terakhir, 28 Februari 2025, untuk memberikan arahan langsung kepada para kepala daerah. Kehadiran Presiden diharapkan dapat memberikan motivasi serta memperjelas arah kebijakan nasional ke depan.
Para peserta retret, yang terdiri dari gubernur, bupati, dan wali kota dari seluruh Indonesia, menyambut baik acara ini. Mereka menilai bahwa forum ini dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Dengan adanya retret ini, diharapkan implementasi Asta Cita Presiden dapat berjalan lebih efektif di seluruh Indonesia. Pemerintah optimistis bahwa melalui kolaborasi yang kuat, pembangunan nasional dapat berjalan lebih cepat dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.