
wartawan24.com – Washington D.C. – Donald Trump kembali mencatatkan sejarah dalam perjalanan politiknya. Pada upacara pelantikan yang berlangsung di Capitol Hill, Senin (20/1/2025), Trump resmi dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat setelah memenangkan pemilu yang penuh dinamika pada November 2024.
Pelantikan tersebut dihadiri oleh ribuan undangan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh politik, pengusaha, dan pemimpin dunia. Dalam pidatonya, Trump menegaskan komitmennya untuk memajukan kepentingan rakyat Amerika dengan pendekatan yang disebutnya “America First 2.0”.
“Kami akan mengembalikan kekuatan dan kebesaran Amerika. Bersama, kita akan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Amerika,” kata Trump di hadapan massa yang bersorak-sorai.
Pemilihan Trump sebagai presiden menjadi salah satu peristiwa paling menarik dalam sejarah politik Amerika. Kemenangannya dianggap sebagai kejutan besar, terutama setelah mengalahkan kandidat kuat dari Partai Demokrat dalam kampanye yang penuh kontroversi dan perdebatan panas.
Dalam pidatonya, Trump juga menyinggung rencana prioritasnya, termasuk penguatan ekonomi domestik, pengetatan kebijakan imigrasi, dan pengurangan keterlibatan Amerika dalam konflik luar negeri. “Kita akan mengembalikan pekerjaan, melindungi perbatasan, dan menjamin keamanan bangsa ini,” tegasnya.
Namun, pelantikan ini juga tidak lepas dari protes dan kritik. Sejumlah kelompok masyarakat menggelar demonstrasi di beberapa titik di Washington D.C., menyuarakan penolakan terhadap kebijakan-kebijakan Trump yang dianggap memecah belah. Meskipun demikian, prosesi pelantikan berjalan dengan aman di bawah pengawalan ketat aparat keamanan.
Sejumlah pemimpin dunia memberikan ucapan selamat atas pelantikan Trump. Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, menyatakan harapan akan kerja sama yang erat antara Amerika Serikat dan Inggris dalam berbagai isu global. Sementara itu, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengungkapkan kesiapan untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan di tengah persaingan strategis kedua negara.
Dalam jajak pendapat terbaru, masyarakat Amerika terbagi dalam menanggapi pelantikan Trump. Sebagian berharap bahwa kepemimpinannya kali ini akan membawa stabilitas dan kemajuan, sementara yang lain skeptis terhadap pendekatan Trump yang dianggap terlalu konfrontatif.
Sebagai presiden ke-47, Trump menghadapi berbagai tantangan besar, termasuk pemulihan ekonomi pascapandemi, ketegangan geopolitik, serta polarisasi politik yang semakin tajam di dalam negeri. Para analis politik berpendapat bahwa langkah awal Trump dalam beberapa bulan mendatang akan sangat menentukan arah pemerintahannya.
Wakil Presiden Mike Flynn, yang juga dilantik pada hari yang sama, menegaskan bahwa pemerintahan mereka akan fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat Amerika. “Kita semua bekerja untuk rakyat, dan kita akan melakukannya dengan dedikasi penuh,” ujarnya.
Setelah pelantikan, Trump dijadwalkan akan menandatangani sejumlah perintah eksekutif yang mencerminkan agenda utamanya, termasuk reformasi perdagangan dan deregulasi industri. Langkah ini diharapkan dapat menunjukkan keseriusannya dalam memenuhi janji-janji kampanye.
Meski kembali ke Gedung Putih dengan semangat optimisme, Trump juga harus menghadapi oposisi yang kuat di Kongres. Beberapa kebijakan utamanya diprediksi akan mendapat penolakan keras dari Partai Demokrat, yang masih memegang kendali di Senat.
Dengan pelantikan ini, Amerika Serikat memasuki babak baru dalam sejarah politiknya. Semua mata kini tertuju pada kepemimpinan Trump dan bagaimana ia akan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi negeri Paman Sam.