Antasari Azhar Tutup Usia di Rumah, Pesan Terakhirnya Bikin Haru Keluarga

indonesiaku INFO MEDAN INFO SUMUT kpk Pemerintahan

WARTAWAN24.COM – Kabar duka menyelimuti dunia hukum Indonesia. Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, berpulang ke Rahmatullah pada Sabtu (8/11/2025). Sosok yang pernah menjadi sorotan publik itu menghembuskan napas terakhir di usia 72 tahun.

Antasari meninggal dunia di rumah pribadinya di Komplek Perumahan Les Belles Mainsons E-10, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan masyarakat Indonesia.

Menurut keterangan keluarga, Antasari tutup usia akibat sakit yang disebabkan infeksi v*rus. Meski sempat menjalani perawatan, kondisi kesehatannya terus menurun dalam beberapa hari terakhir.

Menantu almarhum, Ardiansyah, mengungkapkan bahwa Antasari sempat berpesan ingin meninggal dunia di rumah, bukan di rumah sakit. Keinginannya itu menjadi kenyataan pada Sabtu pagi yang penuh haru.

“Beliau pernah bilang, ‘Saya mau pulang, ingin meninggal di rumah saja.’ Alhamdulillah, Allah kabulkan niatnya,” tutur Ardiansyah dengan mata berkaca-kaca.

Ardiansyah juga menuturkan, detik-detik terakhir Antasari berlangsung dengan tenang. Tidak ada keluhan berat, hanya napas yang perlahan melemah sebelum akhirnya berhenti.

“Beliau wafat dengan sangat damai. Kami semua keluarga sudah berkumpul di sekelilingnya,” ujarnya.

Antasari dikenal sebagai sosok tegas dan berintegritas selama menjabat sebagai Ketua KPK periode 2007–2009. Di bawah kepemimpinannya, KPK berhasil mengungkap sejumlah kasus besar yang melibatkan pejabat tinggi negara.

Namun perjalanan hidupnya tidak selalu mulus. Ia sempat terjerat kasus hukum yang membuatnya harus mendekam di penjara. Meski begitu, Antasari tetap dikenal sebagai figur yang tabah dan berjiwa besar.

Setelah bebas, Antasari banyak menghabiskan waktunya bersama keluarga dan menulis tentang pengalaman hidup serta keadilan hukum di Indonesia. Ia juga kerap menjadi pembicara dalam diskusi publik.

Beberapa rekannya di dunia hukum turut menyampaikan belasungkawa. Mereka mengenang Antasari sebagai sosok yang idealis, meski terkadang keras dalam mempertahankan prinsipnya.

“Beliau itu orang yang tidak mudah goyah. Selalu bicara berdasarkan hati nurani,” ujar salah satu koleganya yang enggan disebutkan namanya.

Jenazah Antasari disemayamkan di rumah duka sebelum dimakamkan di TPU setempat pada sore hari. Prosesi pemakaman berlangsung sederhana namun penuh khidmat.

Ratusan pelayat hadir memberikan penghormatan terakhir, termasuk sejumlah tokoh nasional yang pernah bekerja sama dengannya di masa lalu.

Suasana duka makin terasa ketika azan zuhur berkumandang bersamaan dengan doa pelepasan jenazah. Air mata keluarga dan sahabat mengiringi kepergiannya menuju tempat peristirahatan terakhir.

Bagi banyak orang, Antasari bukan hanya seorang mantan pejabat, melainkan simbol perjuangan melawan ketidakadilan. Ia pernah jatuh, namun tetap berdiri dengan martabat yang utuh.

Kini, perjuangannya berhenti di dunia, namun kisah dan warisannya akan selalu hidup dalam ingatan publik.

Kematian Antasari menjadi pengingat bahwa setiap manusia memiliki waktu dan jalan pulang masing-masing. Dan bagi keluarga, pesan terakhir almarhum untuk “pulang” bukan sekadar ke rumah, melainkan pulang ke pangkuan Sang Pencipta.

Semoga Antasari Azhar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Selamat jalan, pejuang keadilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *