
WARTAWAN24.COM — Peristiwa unik terjadi di Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, setelah Lurah Muhammad Fadli sempat didorong ke parit oleh warganya sendiri, Mawardi (61). Kini, keduanya justru berakhir dengan pelukan damai di kantor polisi.
Insiden tersebut bermula dari rencana pembongkaran polisi tidur yang dianggap melanggar aturan karena dipaku terlalu tinggi di jalan lingkungan. Fadli bersama perangkat kelurahan datang untuk menertibkan, namun mendapat penolakan keras.
Saat terjadi adu argumen, Mawardi secara spontan mendorong Fadli hingga jatuh ke parit di pinggir jalan. Kejadian itu direkam warga dan langsung viral di media sosial.
Tak lama setelah insiden, polisi mengamankan Mawardi untuk dimintai keterangan. Namun, suasana berubah hangat saat Fadli datang ke polsek dan menyatakan keinginannya untuk berdamai.
“Saya tidak ingin memperpanjang masalah. Beliau juga warga saya, dan kami sudah saling memaafkan,” kata Fadli kepada wartawan.
Mawardi pun menyatakan penyesalannya. Ia mengakui tindakannya berlebihan dan berjanji tidak akan mengulangi hal serupa.
“Saya minta maaf kepada Pak Lurah dan semua warga. Saya khilaf,” ujarnya dengan nada menyesal.
Kapolsek Medan Timur membenarkan bahwa kedua pihak telah menandatangani surat kesepakatan damai. Ia menegaskan, kasus ini diselesaikan secara restorative justice.
“Kami menilai tidak ada unsur kebencian atau penganiayaan serius. Ini murni salah paham,” jelasnya.
Pihak kelurahan juga menyampaikan terima kasih kepada kepolisian dan tokoh masyarakat yang membantu proses mediasi.
Perdamaian ini disambut positif oleh warga. Mereka berharap hubungan antara perangkat kelurahan dan masyarakat semakin harmonis.
Sejumlah warga menilai Fadli telah menunjukkan keteladanan sebagai pemimpin yang mengedepankan musyawarah.
“Pak Lurah tidak dendam, malah datang baik-baik ke polsek. Itu contoh pemimpin yang sabar,” ujar salah satu warga.
Usai berdamai, Fadli dan Mawardi bahkan berfoto bersama sebagai tanda rekonsiliasi. Foto itu kini beredar di media sosial dan menuai pujian netizen.
Peristiwa ini menjadi pelajaran bahwa komunikasi yang baik antara warga dan pemerintah kelurahan sangat penting dalam menjaga ketertiban lingkungan.
Kini, Fadli dan warga berencana memperbaiki jalan lingkungan bersama. Insiden itu, yang semula menimbulkan ketegangan, justru berujung dengan kebersamaan dan semangat gotong royong.