
WARTAWAN24.COM – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan rakyat kecil dengan menggulirkan ide agar obat-obatan untuk masyarakat miskin diberikan secara gratis. Hal ini disampaikan Prabowo saat meluncurkan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah, Senin, 21 Juli 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa negara harus hadir di tengah-tengah rakyat, terutama ketika mereka sedang mengalami kesulitan ekonomi dan masalah kesehatan. Ia menyampaikan bahwa pelayanan kesehatan dasar, termasuk ketersediaan obat-obatan, adalah hak dasar warga negara yang harus dijamin pemerintah.
“Kita harus mencari cara agar rakyat miskin bisa mendapatkan obat secara gratis. Kalau ada dananya, harus kita prioritaskan untuk itu,” ujar Presiden Prabowo di hadapan ribuan warga dan tokoh masyarakat yang hadir dalam acara peluncuran koperasi tersebut.
Pernyataan tersebut sontak menarik perhatian, terutama saat Prabowo secara langsung menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai pihak yang harus menyiapkan alokasi anggaran untuk kebijakan ini. “Saya bilang ke Bu Sri Mulyani, tolong siapkan dananya. Tapi kalau saya ngomong begini, biasanya beliau langsung stres,” ujarnya disambut gelak tawa hadirin.
Meski disampaikan dengan nada santai dan bercanda, pernyataan Prabowo mengandung pesan serius mengenai pentingnya peningkatan layanan kesehatan yang inklusif dan merata. Ia menegaskan bahwa negara yang kuat adalah negara yang rakyatnya sehat dan sejahtera.
Kebijakan ini, menurut Prabowo, akan menjadi bagian dari reformasi besar-besaran di sektor pelayanan publik. Selain mendorong keberadaan koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat, Prabowo ingin memastikan bahwa pembangunan manusia tidak hanya berbasis pada ekonomi, tetapi juga pada kesehatan dan pendidikan.
Sri Mulyani yang turut hadir dalam acara tersebut hanya tersenyum menanggapi pernyataan Presiden. Dalam sesi terpisah, ia menyatakan bahwa ide Presiden Prabowo akan dikaji secara menyeluruh, termasuk dampaknya terhadap APBN dan keberlanjutan fiskal jangka panjang.
“Kami akan melihat bagaimana mekanismenya bisa dijalankan. Prinsipnya, kami mendukung semua kebijakan yang berpihak pada rakyat miskin, tentu dengan memperhatikan kesiapan anggaran negara,” jelas Sri Mulyani kepada awak media.
Program pemberian obat gratis bagi rakyat miskin bukan hal baru dalam wacana pembangunan kesehatan di Indonesia. Namun, jika direalisasikan secara nasional, kebijakan ini akan menjadi terobosan besar dalam sejarah pelayanan kesehatan publik di Tanah Air.
Ekonom dan pengamat kebijakan publik pun mulai angkat bicara. Banyak yang menilai bahwa inisiatif ini perlu didukung dengan data yang akurat, sistem distribusi yang transparan, serta kerja sama erat antara pusat dan daerah. Tanpa itu semua, program ini dikhawatirkan hanya menjadi janji populis tanpa implementasi yang efektif.
Sementara itu, masyarakat menyambut positif gagasan Presiden Prabowo. Mereka menilai bahwa bantuan obat gratis akan sangat membantu, terutama di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi dan inflasi global.
“Kalau betul-betul terealisasi, kami sangat bersyukur. Karena biaya berobat dan beli obat itu memberatkan, apalagi untuk yang tidak punya BPJS atau yang penghasilannya pas-pasan,” ujar Sulastri, warga Klaten yang hadir dalam acara tersebut.
Kehadiran koperasi Merah Putih yang diluncurkan bersamaan juga dianggap sebagai strategi pemerintah untuk memperkuat ekonomi rakyat dari bawah. Prabowo menyebut koperasi sebagai ujung tombak pemerataan ekonomi, dan akan menjadi mitra pemerintah dalam banyak program sosial dan kesehatan.
Dengan arah kebijakan seperti ini, pemerintahan Prabowo tampaknya tengah memadukan pembangunan ekonomi kerakyatan dengan reformasi sosial, salah satunya melalui kebijakan obat gratis ini. Namun, pelaksanaannya tentu akan bergantung pada kesigapan pemerintah dalam menyiapkan regulasi, anggaran, serta pengawasan.
Presiden Prabowo menutup pernyataannya dengan harapan bahwa semua elemen pemerintah dapat bekerja sama untuk menjalankan program ini dengan hati yang tulus. “Kita harus kerja dengan hati. Jangan pernah anggap enteng penderitaan rakyat. Kalau negara bisa bantu, ya bantu. Sesederhana itu,” pungkasnya.