Sumatera Utara Siap Terapkan Program Sekolah Lima Hari Mulai Juli 2025

gubernur sumut indonesiaku INFO SUMUT Pemerintahan pemprov sumut Pendidikan

WARTAWAN24.COM – Mulai Juli 2025, pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan resmi memberlakukan kebijakan pembelajaran lima hari sekolah dalam sepekan. Program ini akan diluncurkan bersamaan dengan dimulainya Tahun Ajaran Baru 2025–2026, dan ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta efisiensi waktu belajar-mengajar di sekolah.

Kebijakan ini berlaku bagi seluruh jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB), baik negeri maupun swasta. Dengan sistem baru ini, siswa akan belajar dari hari Senin hingga Jumat, sementara Sabtu dan Minggu akan dimanfaatkan sebagai hari libur atau kegiatan non-akademik.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Alex Sinulingga, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya penyelarasan dengan kebijakan pendidikan nasional. “Ini adalah langkah strategis untuk memberikan ruang lebih kepada peserta didik dalam mengembangkan potensi non-akademik, serta memperkuat peran keluarga dalam proses pendidikan,” ujarnya.

Saat ini, proses sosialisasi sedang dilakukan secara intensif di berbagai tingkatan. Dinas Pendidikan telah mengirimkan surat edaran ke seluruh sekolah dan juga melakukan pertemuan dengan kepala sekolah, pengawas, serta komite sekolah untuk memastikan semua pihak memahami maksud dan tujuan kebijakan ini.

Alex juga menegaskan bahwa pelaksanaan program lima hari sekolah tidak akan mengurangi total jam belajar siswa. “Jam pelajaran akan tetap terpenuhi sesuai kurikulum yang berlaku. Hanya saja, waktu belajar akan dipadatkan dalam lima hari, dengan pengaturan jadwal yang lebih efisien,” katanya.

Selain itu, pemerintah daerah juga telah menyiapkan langkah-langkah pendukung untuk menunjang keberhasilan program ini, termasuk peningkatan kapasitas guru, penyediaan sarana penunjang, serta pelatihan manajemen waktu belajar di sekolah.

Kebijakan ini mendapatkan beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian besar orang tua menyambut baik program ini karena dinilai dapat memperkuat hubungan emosional antara anak dan keluarga. Mereka berharap waktu libur akhir pekan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif bersama keluarga, seperti rekreasi, ibadah, atau aktivitas sosial.

Namun, ada juga pihak yang menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak program ini, terutama terkait kelelahan siswa akibat padatnya aktivitas belajar dalam lima hari. Menanggapi hal ini, Dinas Pendidikan Sumut menyatakan bahwa evaluasi berkala akan dilakukan untuk menyesuaikan beban belajar agar tetap seimbang dan ramah bagi siswa.

Para guru pun mulai bersiap menghadapi perubahan pola kerja ini. Mereka mengakui bahwa penyesuaian diperlukan, terutama dalam menyusun strategi pembelajaran yang efektif dalam waktu yang lebih singkat. Tetapi mereka tetap optimis bahwa kebijakan ini akan membawa dampak positif bagi pendidikan di Sumatera Utara.

Di sisi lain, siswa SMA dan SMK juga memberikan respons yang beragam. Sebagian besar menyambut baik karena merasa memiliki lebih banyak waktu istirahat di akhir pekan. Namun, mereka juga berharap agar jam belajar tidak terlalu padat dan masih memungkinkan adanya kegiatan ekstrakurikuler.

Untuk memastikan keberhasilan implementasi program, pemerintah daerah juga akan melibatkan unsur Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan forum komunikasi sekolah dalam penyusunan kurikulum harian. Diharapkan pendekatan ini dapat menciptakan pola belajar yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan.

Pihak sekolah juga didorong untuk tetap menyelenggarakan kegiatan non-formal di hari Sabtu, seperti pelatihan kewirausahaan, kegiatan keagamaan, atau pelatihan karakter. Hal ini penting agar siswa tetap mendapatkan ruang untuk berkembang di luar pelajaran akademik.

Langkah Sumatera Utara ini sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Fokus utamanya adalah menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif, berorientasi pada pengembangan karakter, dan mendorong partisipasi aktif dari semua pihak.

Alex Sinulingga mengungkapkan harapannya agar program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Ia menegaskan bahwa transformasi pendidikan harus dimulai dari keberanian untuk berubah dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman.

Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari semua pihak, Sumatera Utara optimis bahwa kebijakan lima hari sekolah ini akan menjadi tonggak penting dalam peningkatan kualitas pendidikan dan pembentukan generasi muda yang unggul, sehat, dan seimbang antara akademik dan kehidupan sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *