
WARTAWAN24.COM – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus bersama organisasi pemuda daerah menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut) pada Senin (03/02/2025). Massa aksi yang terdiri dari perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Sumatera Utara (GEMPSU), serta Gerakan Mahasiswa Kabupaten Mandailing Natal (GEJAM) turun ke jalan untuk menyampaikan berbagai tuntutan terkait isu-isu sosial dan hukum di daerah mereka.
Aksi ini berlangsung sejak pagi hari, di mana para demonstran berkumpul di sekitar Jalan Sisingamangaraja, Medan, sebelum akhirnya bergerak menuju Mapolda Sumut. Mereka membawa berbagai spanduk dan poster yang berisi tuntutan kepada pihak kepolisian dan pemerintah daerah agar lebih serius menangani berbagai permasalahan yang ada, khususnya yang menyangkut kepentingan masyarakat Mandailing Natal dan Sumatera Utara secara umum.
Dalam orasinya, salah satu perwakilan demonstran menyatakan bahwa aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap lambannya penegakan hukum serta berbagai dugaan penyimpangan yang terjadi di daerah mereka. Mereka menuntut agar pihak kepolisian bertindak tegas terhadap kasus-kasus yang belum terselesaikan dan memberikan keadilan bagi masyarakat yang menjadi korban ketidakadilan.
“Kami hadir di sini untuk menuntut keadilan. Jangan ada lagi hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Kami ingin kepolisian bertindak tegas dalam menangani berbagai kasus yang merugikan rakyat,” ujar salah satu orator aksi.
Para pengunjuk rasa juga menyoroti berbagai kasus dugaan korupsi di Kabupaten Mandailing Natal yang mereka anggap masih belum mendapatkan perhatian serius dari aparat penegak hukum. Mereka meminta agar pihak kepolisian, khususnya Polda Sumut, mengusut tuntas dugaan penyalahgunaan anggaran yang terjadi di tingkat pemerintahan daerah.
Selain itu, massa juga menuntut kepolisian untuk meningkatkan keamanan dan memberantas berbagai tindak kriminal yang semakin marak di wilayah Sumatera Utara. Mereka menyoroti tingginya angka kejahatan seperti pencurian, peredaran narkoba, dan premanisme yang meresahkan masyarakat.
Aksi demonstrasi ini berlangsung dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Sejumlah petugas dari Polrestabes Medan dan Polda Sumut diterjunkan untuk mengamankan jalannya aksi agar tetap berlangsung kondusif. Polisi juga mengimbau para demonstran agar menyampaikan aspirasi mereka dengan tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum.
Setelah berorasi selama lebih dari satu jam, perwakilan demonstran akhirnya diterima oleh pihak Polda Sumut untuk melakukan audiensi. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyampaikan secara langsung berbagai tuntutan yang menjadi perhatian utama mahasiswa dan pemuda di daerah mereka.
Pihak Polda Sumut yang menerima audiensi menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan oleh para demonstran. Mereka berjanji akan melakukan evaluasi dan menindaklanjuti berbagai laporan yang telah masuk terkait dugaan pelanggaran hukum yang terjadi di wilayah Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Mandailing Natal.
Namun, para demonstran menegaskan bahwa mereka akan terus mengawal perkembangan kasus-kasus yang mereka suarakan. Jika dalam waktu dekat tidak ada langkah konkret dari pihak kepolisian, mereka mengancam akan kembali turun ke jalan dengan massa yang lebih besar.
Aksi unjuk rasa ini menjadi cerminan dari meningkatnya kesadaran mahasiswa dan pemuda terhadap isu-isu sosial, politik, dan hukum yang terjadi di daerah mereka. Mereka ingin memastikan bahwa suara rakyat tidak diabaikan dan keadilan dapat ditegakkan bagi semua golongan masyarakat.
Di sisi lain, aksi ini juga mendapat perhatian luas dari masyarakat. Banyak pihak yang mendukung keberanian mahasiswa dan pemuda dalam menyuarakan aspirasi mereka. Namun, ada pula yang berharap agar demonstrasi dilakukan dengan cara yang lebih efektif, seperti melalui jalur hukum dan advokasi yang lebih terstruktur.
Ke depan, mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus menyatakan akan terus melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah dan kinerja aparat penegak hukum. Mereka menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak akan berhenti sampai tuntutan mereka benar-benar ditindaklanjuti dengan langkah nyata.
Aksi ini diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap dari para demonstran sebelum akhirnya mereka membubarkan diri dengan tertib. Mereka berharap agar pihak kepolisian segera menunjukkan keseriusan dalam menangani berbagai masalah yang mereka suarakan, sehingga masyarakat dapat merasakan keadilan yang sejati.