
Wartawan24.com – indonesia dan Arab Saudi telah mencapai kesepakatan terkait pelaksanaan ibadah haji pada tahun 2025. Dalam kesepakatan tersebut, kedua negara sepakat untuk mempertahankan jumlah kuota haji yang sudah ada dan tidak ada penambahan kuota untuk jamaah Indonesia pada tahun tersebut. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Nasaruddin Umar, setelah melakukan pertemuan dengan pihak berwenang dari Arab Saudi.
Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa meskipun ada harapan untuk adanya penambahan kuota haji bagi Indonesia, namun keputusan tersebut tidak dapat terwujud pada tahun 2025. Menurutnya, faktor utama yang mempengaruhi keputusan ini adalah kapasitas dan kebijakan Arab Saudi yang masih terbatas dalam menyediakan fasilitas dan infrastruktur untuk menampung lebih banyak jamaah haji dari seluruh dunia.
“Saat ini, kami telah berkoordinasi dengan pemerintah Arab Saudi, dan meskipun ada upaya untuk meningkatkan kuota haji, mereka masih terbatas pada kapasitas yang ada. Jadi, untuk tahun 2025, kuota haji Indonesia tetap pada jumlah yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Nasaruddin dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa .
Sebagai informasi, kuota haji Indonesia pada tahun 2025 tetap berjumlah sekitar 221.000 jamaah, yang terdiri dari 203.320 jamaah reguler dan 17.680 jamaah haji khusus. Angka ini sudah disepakati oleh kedua negara, dan tidak ada perubahan signifikan terkait dengan jumlah kuota tersebut. Nasaruddin menegaskan bahwa pihaknya akan tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji Indonesia dengan tetap menjaga kualitas pelaksanaan ibadah haji.
“Kami berharap meskipun kuota tidak bertambah, layanan kepada jamaah haji Indonesia tetap optimal. Kami akan bekerja sama dengan Arab Saudi untuk memastikan bahwa jamaah Indonesia mendapatkan pengalaman ibadah haji yang nyaman dan aman,” tambah Nasaruddin.
Pertemuan antara pihak Indonesia dan Arab Saudi ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan jelang pelaksanaan haji pada tahun 2025. Dalam pertemuan tersebut, selain membahas kuota haji, juga dibicarakan berbagai hal terkait fasilitas, prosedur, dan persyaratan ibadah haji yang harus dipenuhi oleh jamaah dari Indonesia.
“Pihak Arab Saudi sangat memperhatikan keselamatan dan kenyamanan jamaah dari seluruh dunia. Kami juga membahas aspek-aspek seperti visa haji, akomodasi, transportasi, dan layanan kesehatan untuk jamaah Indonesia. Semua hal tersebut akan disiapkan dengan baik agar jamaah haji Indonesia bisa menjalankan ibadah dengan lancar,” jelas Nasaruddin.
Nasaruddin juga menekankan bahwa meskipun kuota tidak bertambah, Kementerian Agama RI akan terus berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan terhadap jamaah haji Indonesia. Hal ini termasuk penyediaan transportasi yang lebih efisien, peningkatan fasilitas di Arafah, Mina, dan Muzdalifah, serta peningkatan layanan kesehatan yang lebih baik bagi jamaah.
“Kami ingin memastikan bahwa meskipun jumlah jamaah tetap, kualitas layanan haji Indonesia akan terus ditingkatkan. Kami juga akan memperhatikan kenyamanan jamaah selama berada di Tanah Suci agar mereka bisa fokus menjalankan ibadah dengan khusyuk,” ungkap Nasaruddin.
Sebagai bagian dari komitmen untuk meningkatkan layanan haji, Kementerian Agama RI juga berencana untuk memperkuat kolaborasi dengan pihak Arab Saudi dalam berbagai aspek, mulai dari logistik hingga pelatihan petugas haji. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan sistem yang lebih efisien dalam mengelola jamaah haji, serta memberikan pengalaman ibadah yang lebih baik.
“Kolaborasi dengan Arab Saudi sangat penting agar kami bisa memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar internasional. Kami akan terus meningkatkan komunikasi dan koordinasi untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar,” kata Nasaruddin.
Selain itu, teknologi juga menjadi fokus penting dalam persiapan haji 2025. Kementerian Agama telah merencanakan pengembangan sistem digital untuk mempermudah proses pendaftaran, informasi perjalanan, serta pelacakan kesehatan jamaah haji. Hal ini diharapkan bisa mempermudah komunikasi antara pemerintah Indonesia, jamaah, dan pihak penyelenggara haji di Arab Saudi.
“Kami sedang mengembangkan aplikasi dan sistem digital yang lebih efisien untuk membantu jamaah dalam proses ibadah haji. Dengan teknologi, kami berharap pelayanan bisa lebih cepat dan tepat, dan jamaah bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dengan mudah,” jelas Nasaruddin.
Salah satu langkah yang juga diambil oleh Kementerian Agama adalah meningkatkan pemahaman jamaah mengenai prosedur dan tata cara ibadah haji. Melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi, jamaah diharapkan dapat memahami dengan baik setiap tahap ibadah, sehingga mereka bisa melaksanakan ibadah dengan lancar tanpa hambatan.
“Pada tahun 2025, kami akan terus melakukan sosialisasi kepada jamaah, baik melalui pelatihan langsung maupun platform online. Kami ingin jamaah memahami prosedur dan persyaratan haji dengan lebih baik,” tambah Nasaruddin.
Untuk memastikan bahwa pelayanan kepada jamaah haji berjalan dengan baik, Kementerian Agama juga akan melakukan pengawasan yang ketat terhadap penyelenggaraan ibadah haji, baik di dalam negeri maupun di Tanah Suci. Evaluasi terhadap penyelenggaraan haji tahun sebelumnya juga akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas layanan.
“Kami akan memastikan bahwa setiap aspek penyelenggaraan haji diperhatikan secara detail. Evaluasi tahun sebelumnya akan menjadi bahan pembelajaran untuk memberikan layanan yang lebih baik lagi pada tahun 2025,” kata Nasaruddin.
Kesepakatan Indonesia dan Arab Saudi mengenai kuota haji 2025 menunjukkan bahwa meskipun ada harapan penambahan kuota, faktor kapasitas dan kebijakan dari Arab Saudi menjadi penghalang utama. Namun, hal ini tidak mengurangi upaya pemerintah Indonesia untuk memberikan layanan terbaik kepada jamaah haji. Peningkatan kualitas pelayanan dan kolaborasi dengan pihak Arab Saudi menjadi kunci utama dalam persiapan ibadah haji 2025. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan fasilitas agar jamaah bisa melaksanakan ibadah dengan nyaman dan khusyuk.